<body> <?php include "koneksi.php"; $admin=$_SESSION[user]; //$kon=mysql_connect("localhost","root",""); //$db=mysql_select_db("elektrodb"); $nama=$_POST["txtnama"]; // jumlah data yang akan ditampilkan per halaman $dataPerPage = 4; // apabila $_GET['page'] sudah didefinisikan, gunakan nomor halaman tersebut, // sedangkan apabila belum, nomor halamannya 1.
Kesenjangan sosial merupakan masalah
yang kompleks yang kerap terjadi dalam masyarakat Indonesia.Kesenjangan dapat
terjadi karena adanya dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.Di
Indonesia terjadinya kesenjangan dilihat dari berbagai aspek antara lain :
aspek ekonomi,sosial,politik dan hukum.Kemiskinan merupakan sebab utama
terjadinya kesenjangan sosial di Indonesia.Oleh karena itu diperlukan
penanganan yang tepat dan cepat baik dari pemerintah maupun masyarakat dalam
mengatasi kesenjangan sosial.Pemberantasan kemiskinan, memaksimalkan
pendidikan, dan membuka lapangan kerja adalah beberapa solusi memberantas
kesenjangan sosial di Indonesia. Selain itu, kita juga harus meminimalisasikan
KKN dan memberantas korupsi dalam upaya meningkatan
Dengan banyaknya permasalahan yang
terjadi akibat dari kesenjangan sosial maka peran pemerintah sangat diharapkan
untuk dapat memberantas kesenjangan sosial ini.Pemerintah harus lebih bisa
menegakkan hukum yang berlaku diatas segala- galanya.Pandangan tentang kinerja
pemerintah harus terus ditingkatkan lagi,dan benar-benar memperhatikan kondisi
kesenjangan di lingkungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Partisipasi masyarakat diperlukan supaya keadilan dan kesejahteraan bisa
terwujud. Hal itu merupakan tanggung jawab kita bersama yang harus dimulai dari
diri kita sendiri untuk bisa peduli dengan sesama.
A.Abstrak
Kesenjangan sosial merupakan sesuatu yang menjadi sebuah momok atau tugas besar
bagi pemerintah untuk diselesaikan. Dimana kesenjangan sosial merupakan masalah
yang sukar untuk diselesaikan kerena menyangkut aspek-aspek yang harus
diketahui secara mendalam dan pendekatan lebih dalam serta adanya saling
keterkaitan berbagai aspek. Kesenjangan sosial sebuah keadaan ketidak
seimbangan sosial yang ada di masyarakat misalnya antara si kaya dan si miskin.
Kesenjangan sosial dipengaruhi beberapa foktor yaitu:
a. Kemiskinan
Menurut Robert Chambers bahwa inti kemiskinan terletak pada kondisi yang
disebut deprivation trap atau perangkap kemiskinan. Perangkap itu terdiri dari:
1. Kemiskinan itu sendiri;2.Kelemahan fisik;3.Keterasingan atau kadar
isolas;4.Kerentaan;5. Ketidakberdayaan.Ciri-ciri kebudayaan kemiskinan atau
pemikiran kemiskinan:(1)fatalisme, (2) rendahnya tingkat aspirasi,(3) rendahnya
kemauan mengejar sasaran, (4) kurang melihat kemajuan pribadi , (5) perasaan
ketidak berdayaan/ketidakmampuan,(6) Perasaan untuk selalu gagal,(7) Perasaan
menilai diri sendiri negatif, (8) Pilihan sebagai posisi pekerja kasar, dan (9)
Tingkat kompromis yang menyedihkan. Kemiskinan merupakan penyebab utama dari
terjadinya kesenjangan sosial yang banyak di dalam masyarakat.
b.sempitnya lapangan pekerjaan
Sempinya lapangan pekerjaan menjadi foktor kesenjangan karena dengan lapangan
pekerjaan yang sempit sehingga banyak pengangguran serta berdampak pada
perekonomian yang rendah.Pemecahan dan Solusi Kesenjangan Sosial Di Indonesia.
Meminimalis (KKN) dan memberantas korupsi dalam upaya meningkatan kesejahter
masyarakat. Pemerintah telah membentuk suatu lembaga yang bertugas memberantas
(KKN) di Indonesia. Indonesia telah mulai berbenah diri namun dalam beberapa
kasus soal korupsi KPK dinilai masih tebang pilih dalam menindak masalah
korupsi. Misalnya kasus tentang bank century belum menemukan titik terang dan
seolah-olah mengakiri kasus itu. Pemerintah harus selalu berbenah diri karena
dengan meminimaliskan (KKN) yang terjadi mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dengan dana yang ada.Meningkatkan system keadilan di Indonesia serta
melakukan pengawasan yang ketat terhadap mafia hukum. Masih banyak mafia hukum
merajarela di Indonesia itu yang semakin membuat kesenjangan sosial di
Indonesia makin mencolok.
Kata kunci: Kesenjangan sosial, pemerintah, kemiskinan.
A. PENDAHULUAN
a) Latar Belakang
Kesenjangan sosial merupakan sesuatu yang menjadi pekerjaan bagi pemerintah
yang butuh perhatian yang lebih. Kesenjangan sosial yang terjadi dalam
masyarakat sangatlah mencolok dan makin memprihatinkan yang perlu di bahas
serta dicari penyebab-penyebab terjadinya suatu kesenjangan sosial. Kesenjangan
sosial yang muncul dalam masyarakat perlunya sebuah keberanian dalam
pengungkapanpannya. Sehingga kesenjangan sosial menjadi topic yang menarik
serta bagus untuk dipaparkan dalam pengambilan judul ini. Terjadi
tindakan-tindakkan yang sangat mencolok misalnya dalam kasus akhir-akhir
tentang gimana seorang koruptor besar yang mendapat fasilitas yang sangat baik
dalam tahanan,sedangkan seorang pencuri ayam di tahan dengan tidak layak.
Disini sangatlah kelihatan perbedaannya antara orang kaya atau penguasa dengan
orang miskin atau rakyat kecil.
b) Perumusan masalah
Kesenjangan sosial sering terjadi dalam masyarakat dan akhir-akhir ini
sangatlah mencolok(sangat kelihatan dengan nyata). Kesenjangan sosial yang ada
di masyarakat semakin memprihatinkan.
C.Pembahasan
a).Pengertian Kesenjangan Sosial
Kesenjangan sosial adalah suatu keadaan ketidak seimbangan sosial yang ada di
masyarakat yang menjadikan suatu perbedaan yang sangat mencolok. Dalam hal
kesenjangan sosial sangatlah mencolok dari berbagai aspek misalnya dalam aspek
keadilanpun bisa terjadi. Antara orang kaya dan miskin sangatlah dibedaan dalam
aspek apapun, orang desa yang merantau dikotapun ikut terkena dampak dari hal
ini,memang benar kalau dikatakan bahwa “ Yang kaya makin kaya,yang miskin makin
miskin”. Adanya ketidak pedulian terhadap sesama ini dikarenakan adanya
kesenjangna yang terlalu mencolok antara yang “kaya” dan yang “miskin”. Banyak
orang kaya yang memandang rendah kepada golongan bawah,apalagi jika ia miskin
dan juga kotor,jangankan menolong,sekedar melihatpun mereka enggan.
Disaat banyak anak-anak jalanan yang tak punya tempat tinggal dan tidur
dijalanan, namun masih banyak orang yang berleha-leha tidur di hotel berbintang
,banyak orang diluar sana yang kelaparan dan tidak bisa memberi makan untuk
anak-anaknya tapi lebih bnyak pula orang kaya sedang asyik menyantap berbagai
makanan enak yang harganya selangit….. Disaat banyak orang-orang miskin
kedinginan karena pakaian yang tidak layak mereka pakai,namun banyak orang kaya
yang berlebihan membeli pakaian bahkan tak jarang yang memesan baju dari para
designer seharga 250.000 juta,dengan harga sebnyak itu seharusnya sudah dapat
memberi makan orang-orang miskin yang kelaparan.
Pemerintah harusnya lebih memperhatikan masalah yang seperti ini,pembukaan UUD
45 bahkan telah memberi amanat kepada pemerintah untuk memajukan kesejahteraan
umum dan mencerdaskan bangsa,harusnya orang-orang yang berada di pemerintahan
lebih serius untuk memikirkan kepentingan bangsa yang memang sudah menjadi
tanggung jawab mereka,tapi dari kasus-kasus yang sekarang ini tentang para
anggota pemerintahan yang melakukan korupsi dapat menunjukan bahwa tidak sedkit
dari mereka masih memikirkan kepentingannya masing-masing,uang dan biaya yang
seharusnya untuk kemakmuran masyarakat dimakan oleh mereka sendiri.Kalaupun
pada akhirnya mereka mendapatkan hukuman itu bukanlah “hukuman” yang
sebenarnya,banyak dari mereka masih tetap hidup mewah walaupun mereka dalam
kurungan penjara yang seharusny memebuat mereka jera.
Kemiskian memang bukan hanya menjadi masalah di Negara Indonesia, bahkan Negara
majupun masih sibuk mengentaskan masalah yang satu ini. Kemiskinan memang
selayaknya tidak diperdebatkan tetapi diselesaikan. Akan tetapi kami yakin :
“du chocs des opinion jaillit la verite”. “ Dengan benturan sebuah opini maka
akan munculah suatu kebenaran “. Dengan kebenaran maka keadilan ditegakkan, dan
apabila keadilan ditegakkan kesejateraan bukan lagi menjadi sebuah impian akan
tetapi akan menjadi sebuah kenyataan.
Menurut Robert Chambers bahwa inti kemiskinan terletak pada kondisi yang
disebut deprivation trap atau perangkap kemiskinan. Perangkap itu terdiri dari
:
1. Kemiskinan itu sendiri
2. Kelemahan fisik
3. Keterasingan atau kadar isolasi
4. Kerentaan
5. Ketidakberdayaan
Semua unsur itu terkait satu sama lain sehingga merupakan perangkap kemiskinan
yang benar – benar berbahaya dan mematikan, serta mempersulit rakyat miskin
untuk bangkit dari kemiskinannya.
Menarik kita intip kembali masalah kemiskinan di Indonesia yang pada tahun 2005
jumlahnya 35,100 juta jiwa ( 15,97 % ), tahun 2006 jumlahnya 39,300 juta jiwa (
17,75 % ), tahun 2007 berjumlah 37,130 ( 16,58 % ) ( sumber BPS ). Menurut
World Bank penduduk Indonesia yang masih dibawah garis kemiskinan sebanyak 49 %
pada tahun 2007 atau berpendapan di bawah 2 dollar AS per hari ( ketentuan
garis kemiskinan versi World Bank ). Memang terjadi suatu perbedaan antara BPS
dan World Bank, dikarenakan indicator yang digunakan untuk menghitung garis
kemiskinan pun berbeda. Sampai sekarang masih terjadi perdebatan antara para
pengamat ekonomi tentang metodologi penghitungan kemiskinan menurut BPS.
Terlepas dari perdebatan tersebut kita tengah dipertontonkan fakta yang cukup
menakutkan berupa angka kemiskinan yang masih sangat tinggi sekali.
Factor – factor internal dan eksternal orang miskin pun semakin membuat
kehidupan yang mereka jalani semakin sulit. Adapun factor internal orang miskin
diantaranya : tingkat pendidikan yang rendah, kebodohan, sikap apatis orang
miskin terhadap segala kebijakan pemerintah, dll. Dan inilah ( factor internal
) yang selama ini dijadikan salah satu alasan pemerintah, mengapa kemiskinan
sulit dientaskan. Sebetulnya masih ada factor eksternal yang seharusnya
pemerintah juga memperhatikan dan mencermati, yang kami anggap juga tak kalah
menyulitkan bagi orang miskin. Adapun factor eksternal diantaranya pembangunan
yang selama ini tidak berpihak kepada orang miskin, distribusi pendapatan
Negara yang tidak merata, penggusuran dengan / tanpa kompensasi, kesenjangan
social – ekonomi. Kita memang mempunyai orang terkaya se- Asia Tenggara versi
Globe Asia akan tetapi kita juga dihadapkan dengan fakta yang menyedihkan
tentang meninggalnya seorang anak balita di Makassar karena tidak diperiksakan
dan dirawat di rumah sakit setelah 1 bulan menderita sakit, dikarenakan tidak
mampu membayar biaya kesehatan ( Kompas, 2/11 ). Ini lah salah satu wujud
kesenjangan social – ekonomi yang sudah sangat parah. Menarik juga mengangkat
tentang sertifikasi dan isu kenaikan gaji guru yang sekarang sedang menjadi
bahan perbincangan di kalangan masyarakat. Tugas seorang guru memang berat dan
penuh amanat, akan tetapi gaji seorang guru dengan golongan terendah sekalipun
jikalau kita hitung masih diatas 2 dollar per hari. Dan mereka bukan termasuk
salah satu dari 49% orang miskin versi World Bank. Dan saya rasa memang belum
saatnya jikalau gaji guru dinaikkan, mengingat kondisi perekonomian di Negara
kita dan ketakutan akan semakin lebarnya jurang kesenjangan antara yang Miskin
dan tidak Miskin, masih sangat banyak orang di sekeliling kita yang
berpenghasilan jauh dibawah 2 Dollar per hari, seperti: buruh tani, buruh
pabrik, kuli, dan masih banyak lagi.
Dengan dana pendidikan 20% dari APBN, alangkah baiknya pemerintah
mengalokasikan dana tersebut untuk diprioritaskan pada sarana pendidikan baik
dari infrastruktur sekolah, akses sekolah, biaya pendidikan yang terjangkau
bagi orang miskin. Jikalau distribusi dana pendidikan lancar, niscaya jurang
kesenjangan social – ekonomi yang Miskin dan Miskin akan berkurang.
Dan andaikata para konglomerat ( termasuk para elite pemerintahan ), mau
berkorban, mengabdi kepada rakyat niscaya akan tumbuh sebuah rasa “senasib
sepenanggungan” sehingga akan tercipta apa yang dinamakan “sama rasa sama rata”
sehingga akan mewujudkan sebuah masyarakat yang sosialis – demokratis. Suatu
masyarakat yang menjunjung tinggi hak – hak azasi manusia tanpa adanya
perbedaan kelas.
Kemiskinan menjadi foktor terbesar kesengjangan sosial yang menjadi momok dalam
kehidupan masyarakat. Saat melihat berita pagi ini tentang kemewahan sebuah
penjara para pejabat dan koruptor-koruptor, serta orang-orang memiliki banyak
uang, sungguh membuat saya cukup terkejut. Bagaimana tidak? Penjara yang
seharusnya menjadi tempat hukuman bagi mereka yang bersalah, serta menjadi
tempat untuk merenungi kesalahannya, dijadikan tempat tinggal yang mewah,
layaknya sebuah hotel berbintang 5 atau bahkan sebuah apartemen mewah. Hal ini
sungguh ironi. Disaat rakyat negeri ini masih berjuang agar kemiskinan di
negeri kita bisa lebih menyusut, para lakon di atas malahan hidup
bermewah-mewahan di dalam penjara. Dulu, saya pernah menuliskan sebuah artikel
yang berisi tentang Kesaktian Pancasila telah hilang. Namun, saat ini bisa dikatakan
bahwa Pancasila tidak lagi menjadi dasar negara kita ini. Namun hanya sebagai
simbol. Jika para koruptor, pejabat, serta orang-orang yang memiliki uang
banyak hidup dalam kemewahan, serta dengan masa tahanan yang cukup singkat,
berbeda dengan rakyat kecil yang harus hidup sengsara dalam penjara hanya
karena melakukan sebuah kejahatan kecil saja. Sebagai contoh, seorang pencuri
ayam atau jemuran akan mendapatkan hukuman dari masyarakat, yaitu dengan
dipukuli beramai-ramai, sementara saat masuk penjara, mereka juga mendapatkan
siksaan dari para sipir penjara. Namun, seorang koruptor yang mencuri miliaran
rupiah uang negara, bisa hidup bermewah-mewahan serta mendapatkan pelayanan
khusus yang cukup istimewa dari pihak penjara tersebut. Apalagi kalau bukan
uang yang menjadi hal yang paling utama? Bagi mereka, uang bisa membeli apapun.
Bahkan bisa membeli hukum sekalipun. Namun, bagi rakyat kecil yang tidak
memiliki uang, mereka hanya bisa pasrah menerima hukuman yang diterimanya.
Kesenjangan sosial seperti inilah yang selalu menjadi momok dan juga penyakit
di negara kita ini. Selain itu, terdengar kabar bahwa PKI atau Partai Komunis
Indonesia akan bangkit melalui situs jejaring sosial Facebook. PKI akan
memanfaatkan kesenjangan sosial seperti ini untuk berkembang di Indonesia. Jika
kita tidak bisa menghilangkan kesenjangan sosial ini, bisa dikatakan, PKI akan
tumbuh dengan subur. Hal ini sempat saya baca di sebuah situs berita internet.
Jadi, jika tidak ingin partai komunis ini tumbuh di negara kita, marilah kita
semua mulai untuk menghilangkan kesenjangan sosial diantara kita. Demi
terciptanya Bangsa Indonesia yang adil dan makmur.
Jika para koruptor, pejabat, serta orang-orang yang memiliki uang banyak hidup
dalam kemewahan, serta dengan masa tahanan yang cukup singkat, berbeda dengan
rakyat kecil yang harus hidup sengsara dalam penjara hanya karena melakukan
sebuah kejahatan kecil saja. Sebagai contoh, seorang pencuri ayam atau jemuran
akan mendapatkan hukuman dari masyarakat, yaitu dengan dipukuli beramai-ramai,
sementara saat masuk penjara, mereka juga mendapatkan siksaan dari para sipir
penjara. Namun, seorang koruptor yang mencuri miliaran rupiah uang negara, bisa
hidup bermewah-mewahan serta mendapatkan pelayanan khusus yang cukup istimewa
dari pihak penjara tersebut. Apalagi kalau bukan uang yang menjadi hal yang
paling utama? Bagi mereka, uang bisa membeli apapun.
b). Kesenjangan Sosial yang Terjadi Di Indonesia
Pembukaan UUD-45 mengamanatkan pemerintah Indonesia agar memajukan
kesejahteraan umum mencerdaskan bangsa. Jiwa dan semangat Pasal 33 UUD-45
menghendaki agar semua produksi dan faktor produksi serta hak-milik
perseorangan haruslah mempunyai fungsi sosial untuk sebesar-besarnya kemakmuran
bersama. Islam menghendaki agar masing-masing memiliki kepekaan sosial. Agar
masing-masing memikirkan memperhatikan mengupayakan peningkatan keadaan sosial
ekonomi budaya bersama . Agar masing-masing memanfa’atkan sebagian rezeki
penghasilan pendapatan kekayaan kepintaran kesempatan kekuatan kemampuan utk
kepentingan bersama. Menabur menebar jasa. Menyebarkan beragai kebajikan dan
kebaikan. Namun semuanya itu tinggal dalam impian. Tak pernah terwujud dalam
kenyataan. Pemerintah penyelenggara negara baik Presiden dan para Menterinya
Ketua MPR dan para angotanya semuanya sama sekali tak punya kepekaan sosial.
Menghabiskan uang milyaran rupiah utk kunjungan beberapa hari ke luar negeri di
tengah-tengah rakyat banyak yg kesulitan mendapatkan Uang seribu rupiah satu
hari dianggap wajar. Tak pernah terbayangkan berapa jumlah para orang terlantar
dapat diselamatkan dengan uang milyaran rupiah itu . Yang dijadikan alasan
pembenarannya adalah bahwa dengan kunjungannya ke luar negeri itu akan mengalir
modal dari luar negeri triliyunan rupiah untuk membuka lapangan kerja dan untuk
meningkatkan pendapatan rakyat banyak. Apa benar untuk kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat banyak atau hanya utk keuntungan para pemodal dan suruhannya
? Benar hanya orang-orang besar saja yang lbh banyak meni’mati kekayaan alam
dan hasil bumi Indonesia. Merekalah yang telah meni’mati surga Indonesia dan
surga dunia. Sedikit sekali pejabat-pejabat yang bermental baik. Betapa tidak
di tengah krisis ekonomi yang berkepanjangan ini masih banyak orang-orang kaya
dengan belanja mewah bahkan super mewah seolah tidak perduli dengan di
sekelilingnya mereka para orang-orang pinggiran. Bahkan kebanyakan tidak
peduli. Meskipun semua orang berteriak-teriak tentang ambruknya perekonomian
dan makin miskinnya rakyat yang sudah setara dengan negara miskin di Afrika penjualan
mobil mewah seperti Jaguar berharga di atas Rp 1 milyar Bentley Aarnage Roll
Royce atau Ferrari dan sejenisnya terus meningkat tiap tahun. Hal ini ditandai
dgn derasnya impor mobil mewah. “Untuk tahun ini dari bulan Januari sampai Juli
jumlahnya hampir 4.000 unit” kata Ketua Umum Asosiasi Importir Kendaraan
Bermotor Indonesia Budiman Sirod. Mengendarai mobil semewah itu plus segala
aksesori yang melekat dalam gaya hidup kaum hedonis itu tentu saja tidak murah.
Hal itu tampak pada jajaran mobil yang terparkir di restoran kelas atas yang
banyak bertaburan di kawasan Kemang Jakarta Selatan. Di William Cafe misalnya
bisa ditemukan menu makanan seharga Rp 350-500 ribu. Bahkan bila ditambah dgn
wine bisa merogoh kantong sampai Rp 8 juta. Di kawasan Kemang itu juga Resto
Toscana khas Italia menyediakan sajian menu untuk dua orang yg cukup fantastis
seharga Rp 750.000. Bagi kelompok peni’mat hidup seperti ini harga tak lagi
menjadi soal krn untuk sebotol minuman Chateau Paris bisa dihargai sampai Rp 18
juta sebotol. Mengiringi semua itu tentu saja pakaian yang melekat di tubuh
mereka juga harus sepadan harganya. Untuk sepotong busana Armani atau Prada
misalnya harus merogoh Rp 2-8 juta. Untuk rancangan lokal Adji Notonegoro saja
sepotong busana bisa berharga Rp 2-20 juta. Melengkapi gaya hidup itu tidak
lengkap jika tidak melilitkan jam tangan bermerek seperti Bulgary atau
Christian Dior yang harganya Rp 12-20 juta sebuah. Bahkan di pusat perbelanjaan
Sogo sebuah jam ada yang berharga sampai Rp 500 juta. Tempat kongkow-kongkow
kelompok super ini tentu saja tak sembarangan. Biasanya mereka terlihat
mengobrol di klub cerutu yang tumbuh pesat akhir-akhir ini di beberapa hotel
berbintang. Sebatang cerutu Monte Cristo atau Cohibe harganya mencapai Rp
200.000. Bahkan jenis cerutu kelas atas yang diproduksi Havana Kuba misalnya
bisa mencapai US$ 100 per batang. Bagi kalangan ini utk menunjukkan
kejantanannya di jalanan motor Harley Davidson atau Ducati yang pusatnya berada
di Jalan Fatmawati harganya berkisar Rp 90-250 juta. Dan peminatnya membludak.
Dengan gaya hidup seperti ini biaya perilaku yg harus dikeluarkan sedikitnya Rp
5 juta sehari. Artinya penghasilan per bulannya tentu ratusan juta rupiah atau
malah ada yang bergaji Rp 2 milyar sebulan. Di balik semua ini tak bisa
dibantah terpendam kekayaan puluhan milyar rupiah. Inilah yg dincar petugas
pajak untuk menambal anggaran belanja negara yang menetapkan pendapatan 74%
dari pajak. Diakui Budiman Sirod pajak mobil mewah saja bisa menyumbangkan 15%
dari total penerimaan pajak. Jadi kalangan ini memang potensial diburu petugas
pajak. Dari kalangan ini salah satu yang diburu termasuk pejabat negara yang
“kaya mendadak.” Hal itu tampak pada beberapa anggota DPR yang sebelum pemilu
hidupnya biasa-biasa saja tapi tiba-tiba bisa memiliki mobil mewah Lexus
misalnya. Ada pula yang dulunya biasa naik bus kota menurut Komisi Penyelidikan
Kekayaan Pejabat Negara kini memiliki harta puluhan milyar. Dan ini sudah
menjadi rahasia umum. Majalah Forbes menempatkan pengusaha rokok Rachman Halim
pemilik Gudang Garam dan Putera Sampurna dalam deretan orang kaya sedunia
dengan nilai kekayaan masing-masing US 17 milyar dan US 13 milyar. Bila
diteliti lebih jauh Indonesia ditaksir menyimpan kurang lbh 64.000 orang
superkaya. Hal itu terlihat dari potensi aset private banking -uang yang
dimiliki nasabah secara personal- yang ditaksir sebesar US$ 257 milyar. Angka
tertinggi di Asia selain Jepang. Bahkan angka itu mengalahkan Taiwan yg
memiliki cadangan devisa terbesar di dunia. Artinya tiap orang superkaya itu
memiliki aset US$ 4 juta. Indonesia juga memiliki sekitar 61.000 rumah senilai
di atas satu milyar rupiah. Salah satu buktinya terlihat dari kenaikan jumlah
deposito yang terkumpul. Bila pada akhir 1997 jumlah deposito pribadi sebesar
Rp 569 trilyun tahun berikutnya 1998 naik menjadi Rp 1826 trilyun. Hal itu
akibat kebijakan uang ketat yang menggenjot bunga sampai 60% lebih pada waktu
itu. Menurut sumber GAMMA ada seorang pensiunan jenderal memiliki simpanan
sampai US$ 30 juta di Amerika Serikat. Artinya dari bunganya saja sebesar 5%
per tahun ia bisa menghasilkan US$ 15 juta. Puluhan kali lipat dari gaji
seorang presiden di AS. Wauw bukan main. Selama pejabat dan penyelenggara
negara serta orang-orang superkaya lainnya tak punya mental kepekaan sosial
maka tak akan pernah terwujud masyarakat aman makmur. (berdasarkan data dan
sumber wartawarga.gunadarma.ac.id/.../kesenjangan-sosial-yang-mengakar/ -
Tembolok 02-01-2011)
Dalam akhir-akhir ini banyak dibicarakan tentang Gayus Tambunan yang meremehkan
hokum dan membuktikkan bahwa hukum di Indonesia dapat dibeli oleh uang. Dalam
kenyataan ini sangat terlihat kesenjangan sosial yang mencolok di Indonesia
bagaimana tidak? Gayus yang jelas merugikan uang negara yang besar diberi
kebebasan yang leluasa serta memperoleh fasilitas tahanan yang baik, sedangkan
orang yang hanya mencuri ayam dihukum secara berlebihan dan diperlakukan tidak
baik. Para penegak hokum seolah-olah berkukuh pada UUD bila yang melakukan
pelanggaran orang kecil yang tak mempuyai kekuasaan, Sedangkan bila yang
melakukan pelanggaran hokum adalah orang-orang yang memiliki kekuasan dan uang,
UUD hanya dianggap sebagai formalitas belaka.Di Indonesia kekurangan
orang-orang yang jujur dan memiliki komitmen yang baik.
c). Fator-Faktor Kesenjangan Sosial
Kesenjangan sosial yang terjadi di Indonesia diakibat beberapa hal yaitu :
a. Kemiskinan
Menurut Lewis (1983), budaya kemiskinan dapat terwujud dalam berbagai konteks
sejarah, namun lebih cendrung untuk tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat
yang memiliki seperangkat kondisi:
(1) Sistem ekonomi uang, buruh upahan dan sistem produksi untuk keuntungan
(2) tetap tingginya tingkat pengangguran dan setengah pengangguran bagi tenaga
tak terampil
(3) rendahnya upah buruh
(4) tidak berhasilnya golongan berpenghasilan rendah meningkatkan organisiasi
sosial, ekonomi dan politiknya secara sukarela maupun atas prakarsa pemerintah
(5) sistem keluarga bilateral lebih menonjol daripada sistem unilateral, dan
(6) kuatnya seperangkat nilai-nilai pada kelas yang berkuasa yang menekankan
penumpukan harta kekayaan dan adanya kemungkinan mobilitas vertical, dan sikap
hemat, serta adanya anggapan bahwa rendahnya status ekonomi sebagai hasil
ketidak sanggupan pribadi atau memang pada dasarnya sudah rendah kedudukannya.
Budaya kemiskinan bukanlah hanya merupakan adaptasi terhadap seperangkat
syarat-syarat obyektif dari masyarakat yang lebih luas, sekali budaya tersebut
sudah tumbuh, ia cendrung melanggengkan dirinya dari generasi ke generasi
melaui pengaruhnya terhadap anak-anak. Budaya kemiskinan cendrung berkembang
bila sistem-sistem ekonomi dan sosial yang berlapis-lapis rusak atau berganti,
seperti masa pergantian feodalis ke kapitalis atau pada masa pesatnya perubahan
teknologi. Budaya kemiskinan juga merupakan akibat penjajahan yakni struktur
ekonomi dan sosial pribumi diobrak, sedangkan atatus golongan pribumi tetap
dipertahankan rendah, juga dapat tumbuh dalam proses penghapusan suku. Budaya
kemiskinan cendrung dimiliki oleh masyarakat strata sosial yang lebih rendah,
masyarakat terasing, dan warga urban yang berasal dari buruh tani yang tidak
memiliki tanah.
Menurut Parker Seymour dan Robert J. Kleiner (1983) formulasi kebudayaan
kemiskinan mencakup pengertian bahwa semua orang yang terlibat dalam situasi
tersebut memiliki aspirasi-aspirasi yang rendah sebagai salah satu bentuk
adaptasi yang realistis. Beberapa ciri kebudyaan kemiskinan adalah :
(1) fatalisme,
(2) rendahnya tingkat aspirasi,
(3) rendahnya kemauan mengejar sasaran,
(4) kurang melihat kemajuan pribadi ,
(5) perasaan ketidak berdayaan/ketidakmampuan,
(6) Perasaan untuk selalu gagal,
(7) Perasaan menilai diri sendiri negatif,
(8) Pilihan sebagai posisi pekerja kasar, dan
(9) Tingkat kompromis yang menyedihkan.
Berkaitan dengan budaya sebagai fungsi adaptasi, maka suatu usaha yang
sungguh-sungguh untuk mengubah nilai-nilai yang tidak diinginkan ini menuju ke
arah yang sesuai dengan nilai-nilai golongan kelas menengah, dengan menggunakan
metode-metodre psikiatri kesejahteraan sosial-pendidikan tanpa lebih dahulu
(ataupun secara bersamaan) berusaha untuk secara berarti mengubah kenyataan
kenyataan struktur sosial (pendapatan, pekerjaan, perumahan, dan pola-pola
kebudayaan membatasi lingkup partisipasi sosial dan peyaluran kekuatan sosial)
akan cendrung gagal. Budaya kemiskinan bukannya berasal dari kebodohan,
melainkan justru berfungsi bagi penyesuaian diri.
Kemiskinan struktural menurut Selo Sumarjan (1980) adalah kemiskinan yang
diderita oleh suatu golongan masyarakat karena struktur sosial masyarakat itu
tidak dapat ikut menggunakan sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi
mereka. Kemiskinan strukturl adalah suasana kemiskinan yang dialami oleh suatu
masyarakat yang penyebab utamanya bersumber pada struktur sosial, dan oleh
karena itu dapat dicari pada struktur sosial yang berlaku dalam masyarakat itu
sendiri. Golongan kaum miskin ini terdiri dari :
(1) Para petani yang tidak memiliki tanah sendiri,
(2) Petani yang tanah miliknya begitu kecil sehingga hasilnya tidak cukup untuk
memberi makan kepada dirinya sendiri dan keluargamnya,
(3) Kaum buruh yang tidak terpelajar dan tidak terlatih (unskilled labourerds),
dan
(4) Para pengusaha tanpa modal dan tanpa fasilitas dari pemerintah (golongan
ekonomi lemah).
Kemiskinan struktural tidak sekedar terwujud dengan kekurangan sandang dan
pangan saja, kemiskinan juga meliputi kekurangan fasilitas pemukiman yang
sehat, kekurangan pendidikan, kekurangan komunikasi dengan dunia sekitarnya,
sosial yang mantap.
Beberapa ciri kemiskinan struktural, menurut Alpian (1980) adalah
(1) Tidak ada atau lambannya mobilitas sosial (yang miskin akan tetap hidup
dengan kemelaratanya dan yang kaya akan tetap menikmati kemewahannya),
(2) mereka terletak dalam kungkungan struktur sosial yang menyebabkan mereka
kekurangan hasrat untuk meningkatkan taraf hidupnya, dan
(3) Struktur sosial yang berlaku telah melahirkan berbagai corak rintangan yang
menghalangi mereka untuk maju. Pemecahan permasalahan kemiskinan akan bisa
dilakukan bilamana struktur sosial yang berlaku itu dirubah secara mendasar.
Soedjatmoko (1984) memberikan contoh kemiskinan structural; (1) Pola
stratifikasi (seperti dasar pemilikan dan penguasaan tanah) di desa mengurangi
atau merusak pola kerukukan dan ikatan timbal-balik tradisional, (2) Struktur
desa nelayan, yang sangat tergantung pada juragan di desanya sebagai pemilik
kapal, dan (3) Golongan pengrajin di kota kecil atau pedesaan yang tergantung
pada orang kota yang menguasai bahan dan pasarnya. Hal-hal tersebut memiliki
implikasi tentang kemiskinan structural : (1) kebijakan ekonomi saja tidak
mencukupi dalam usaha mengatasi ketimpangan-ketimpangan struktural, dimensi
struktural perlu dihadapi juga terutama di pedesaan; dan (2) perlunya pola
organisasi institusi masyarakat pedesan yang disesuaikan dengan keperluannya,
sebaga sarana untuk mengurangi ketimpangan dan meningkatkan bargaining power,
dan perlunya proses Sosial learning yang spesifik dengan kondisi setempat.
Adam Malik (1980) mengemukakan bahwa untuk mencari jalan agar struktur
masyarakat Indonesia dapat diubah sedemikian rupa sehingga tidak terdapat lagi
di dalamnya kemelaratan structural. Bantuan yang terpenting bagi golongan
masyarakat yang menderita kemiskinan struktural adalah bantuan agar mereka
kemudian mampu membantu dirinya sendiri. Bagaimanapun kegiatan pembangunan yang
berorientasi pertumbuhan maupun pemerataan tidak dapat mengihilangkan adanya
kemiskinan struktural.
Pada hakekatnya perbedaan antara si kaya dengan si miskin tetap akan ada, dalam
sistem sosial ekonomi manapun. Yang lebih diperlukan adalah bagaimana lebih
memperkecil kesenjangan sehingga lebih mendekati perasaan keadilan sosial.
Sudjatmoko (1984) berpendapat bahwa, pembangunan yang semata-mata mengutamakan
pertumbuhan ekonomi akan melanggengkan ketimpangan struktural. Pola netes ke
bawah memungkinkan berkembangnya perbedaan ekonomi, dan prilaku pola mencari
nafkah dari pertanian ke non pertanian, tetapi proses ini akan lamban dan harus
diikuti dengan pertumbuhan yang tinggi. Kemiskinan tidak dapat diatasi hanya
dengan membantu golongan miskin saja, tanpa menghadapi dimensi-dimensi
struktural seperti ketergntungan, dan eksploitasi. Permasalahannya adalah
dimensi-dimensi struktural manakah yang mempengarhui secara langsung terjadinya
kemiskinan, bagaimana ketepatan dimensi untuk kondisi sosial budaya setempat.
wartawarga.gunadarma.ac.id/.../kesenjangan-sosial-yang-mengakar/ - Tembolok
b. Lapangan Pekerjaan
Lapangan pekerjaan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perekonomian
masyarakat,sedangan perekonomian menjadi fartor terjadinya kesenjangan sosial.
Sempitnya lapangan pekerjaan di Indonesia menjadikan pengangguran yang sangat
besar di Indonesia dan merupakan pekerjaan bagi pemerintah saat ini.
d). Pemecahan dan Solusi Kesenjangan Sosial Di Indonesia
Indonesia merupakan negara yang besar dan salah satu negara yang memiliki
kepulauan yang banyak serta letaknya berjauhan. Kesenjangan sosial sangatlah
mungkin terjadi di Indonesia karena banyak daerah-daerah terpencil yang
terisolir dari keramaian. Dan Indonesia adalah suatu negara yang tingkat
korupsinya sangat tinggi, di dunia Indonesia masuk dalam 5 besar negara
terkorup.Sebenarnya Indonesia mampu menjadi negara yang maju dan menjadi negara
yang mampu menyejahterakan masyarakatnya. Kerana Indonesia memiliki sumber daya
alam yang sangat kaya dan melimpah tetapi kenapa masih terjadi kesenjangan
sosial yang sangat mencolok. Ini menjadi pertanyakan besar yang perlu adanya
jawaban dan titik terang. Dalam hal ini merupakan tugas bagi pemerintah
sekarang,bagaimana lebih menyejahterakan masyarakat serta meminimalis
kesenjangan sosisal. Banyak hal yang bisa dilakukan pemerintah untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pemecahan kesenjangan sosial yang
terjadidi masyarakat.
Upaya-upaya yang harus dilakukan pemerintah untuk pemecahan masalah kesenjangan
sosial yang terjadi di Indonesia:
1. Meminimalis (KKN) dan memberantas korupsi dalam upaya meningkatan
kesejahteraan masyarakat. Pemerintah telah membentuk suatu lembaga yang
bertugas memberantas (KKN) di Indonesia. Indonesia telah mulai berbenah diri
namun dalam beberapa kasus soal korupsi KPK dinilai masih tebang pilih dalam
menindak masalah korupsi. Misalnya kasus tentang bank century belum menemukan
titik terang dan seolah-olah mengakiri kasus itu. Pemerintah harus selalu
berbenah diri karena dengan meminimaliskan (KKN) yang terjadi mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan dana yang ada.
2. Meningkatkan system keadilan di Indonesia serta melakukan pengawasan yang
ketat terhadap mafia hukum. Masih banyak mafia hokum merajarela di Indonesia
itu yang semakin membuat kesenjangan sosial di Indonesia makin mencolok.
Keadilan saat ini sangatlah sulit untuk ditegagakkan bagaimana tidak! Seorang
koruptor ditahan namun semua fasilitas sudah tercukupi di dalam ruang tahanan.
Sedangkan bagaimana dengan nasib seorang masyarakat kecil yang hanya mencuri
ayam misalnya, mereka melakukan dengan seenak mereka kadang juga mereka
menyiksa dengan tidak prikemanusiaan. Hal ini sangatlah menunjukkan kesenjangan
sosial di Indonesia sangatlah mencolok antara pihak kaya atau pihak yang
mempunyai penguasa antara rakyat kecil atau orang miskin.
E. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas memberikan pandangan tentang kinerja pemerintah yang
masih harus terus ditingkatkan lagi,dan benar-benar memperhatikan kondisi
kesenjangan di lingkungan kehidupan bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara.Agar
setiap rakyat indonesia dapat memiliki penghidupan yang layak dan bertanggung
jawab. Sebagaimana dari fungsi negara itu sendiri yang harus menyejahterakan masyarakat
sesuai UUD yang telah mengaturnya.Supaya keadilan, kesejahteraan bisa terwujud
serta merata adalah tanggung jawab kita bersama maka mulailah dengan diri kita
sendiri dengan peduli dengan sesama
TIK Solusi Kesenjangan Sosial Dunia Pendidikan
HEADING TOP CLOSED TOP READ
Kamis, 10 Desember 2009 10:05 wib
TOP READ CLOSE READ
YOGYAKARTA - Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) diyakini mampu menjadi solusi untuk mengatasi adanya
kesenjangan sosial khususnya mengenai akses pendidikan yang tidak merata.
Mendiknas M Nuh menegaskan bahwa TIK memungkinkan terjadinya proses belajar
efektif, menyediakan akses pendidikan untuk semua, serta memfasilitasi
terjadinya proses belajar kapan dan dimana pun.
"TIK memungkinkan terjadinya proses belajar efektif, menyediakan akses
pendidikan secara lebih merata lagi," ujar M Nuh dalam sambutan pemukaan
international symposium on Open, distance, and E-Learning (ISODEL) 2009 di
Hotel Sheraton yang dibacakan Sekjen Depdiknas Dodi Nandika.
M Nuh menambahkan, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi
persoalan kesenjangan itu. Salah satunya dengan memanfaatkan TIK secara optimal
untuk perluasan akses, peningkatan mutu, dan peningkatan tata kelola serta
akuntabilitas pendidikan.
"Mengingat pentingnya program ini maka ini menjadi salah satu program
prioritas di Dediknas," terangnya.
Dalam ISODEL 2009, Dediknas memberikan penghargaan kepada para pengembang
program e-pendidikan di Indonesia dalam 3 kelompok, masing-masing kelompok
untuk kompetisi Ki Hajar (kita harus belajar), E-Learning, dan program Televisi
Bermuatan Pendidikan. Disamping itu 2 stasiun TV memperoleh penghargaan
kategori televisi bermuatan pendidikan yaitu Global TV untuk program Mata Agin
serta SCTV untuk sinetron Para Pencari Tuhan .
ISODEL diikuti 568 peserta dari 16 negara dengan 48 pembicara. Selain
presentasi dan diskusi, ISODEL 2009 juga mengdakan kunjungan ke sekolah untuk
memberikan gambaran pentingnya pemanfaatan TIK.
Menag: Zakat Solusi Atasi Kesenjangan Sosial
Kamis, 30 September 2010 18:24
Redaksi
YOGYAKARTA - Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan, zakat merupakan
solusi terbaik yang dianjurkan agama Islam untuk mengatasi kesenjangan sosial
yang terjadi di seluruh dunia.
"Saya berharap, zakat tidak lagi hanya bersifat kontemporer dalam
menanggulangi kemiskinan, tetapi bisa mengatasi kemiskinan secara
permanen," katanya saat membuka acara World Zakat Forum (WZF) di
Yogyakarta, Rabu.
Suryadharma berharap, kesadaran masyarakat dalam menunaikan zakat semakin
tinggi sehingga akan mampu mengentaskan kemiskinan yang ada di dunia.
Ia mengatakan, melalui WZF tersebut, diharapakan dapat meningkatkan performa
zakat yang ada dari mulai penghimpunan dana zakat dan pengelolaan zakat untuk
mengangkat harkat dan martabat manusia.
"Pemanfaatan teknologi informasi untuk menentukan jaringan zakat dunia
dapat memaksimalkan fungsi zakat," katanya.
Ia juga mengatakan, potensi yang dimiliki zakat untuk mengentaskan kemiskinan
dapat terwujud jika dapat meningkatkan pendayagunaan zakat untuk memberi
jaminan dengan prioritas kalangan yang paling membutuhkan seperti fakir,
miskin, anak-anak terlantar, dan lainnya.
Zakat, lanjutnya, merupakan sumber dana yang bermartabat untuk melindungi
negara yang lemah dan merupakan dana sosial yang dapat dimanfaatkan dengan
baik.
"Zakat yang menjadi salah satu pilar kehidupan dalam ajaran salah satu
agama tersebut akan menjadi sangat efektif jika negara terlibat dalam
pengelolaannya," paparnya.
Karena itu, tambahnya, Presiden Susilo Yudhoyono mendukung pengelolaan zakat
hingga Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dapat mengumpulkan dana zakat
sebesar-besarnya.
Nampak hadir dalam acara pembukaan WZF 2010 antara lain Ketua Forum Zakat (FOZ)
Ahmad Juwaini, Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) KH Didin Hafidhuddin,
dan Direktur Indonesia Magnificence of Zakat (IMZ), Nana Mintarti.
Sedangkan Ketua BAZNAS yang juga Ketua Panitia Pengarah WZF 2010 KH Didin
Hafidhuddin mengatakan, tujuan diadakannya WZF adalah untuk membangun
silaturahmi antaramil zakat di dunia terkait mempersatukan visi dan saling
berbagi pengalaman.
"Lahirnya forum itu adalah hasil dari beberapa pertemuan yang sudah cukup
banyak diselenggarakan untuk melakukan kegiatan bersama dalam rangka
peningkatan zakat," ujar Didin.
Menurut dia, pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
dari aspek ekonomi tidak akan berhasil tanpa melibatkan peran zakat di
dalamnya.
Zakat, lanjutnya, merupakan sarana pengentasan kemiskinan dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat.//dari
Kesenjangan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat adalah
disebabkan oleh adanya perbedaan yang mencolok antara satu individu dengan
individu yang lain. Atau antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok
masyarakat yang lain.
Perbedaan itu antara lain misalnya antara si kaya dan si miskin atau antara si
pintar dan si bodoh. Yang mana perbedaan itu kelihatan mencolok dan menimbulkan
masalah dalam penanganannya.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian daripada kesenjangan
sosial adalah "jarak" yang terjadi ditengah-tengah masyarakat
disebabkan oleh perbedaan status sosial, maupun status ekonomi yang ada
ditengah-tengah masyarakat^.
Solusi : Memperbaiki pendidikan dan kesehatan masyarakat
Kesenjangan Sosial
Adanya kesenjangan sosial yang semakin hari semakin memprihatinkan membuat
banyak orang makin amburadul,khususnya di lingkungan perkotaan. Orang-orang
desa yang merantau dikotapun ikut terkena dampak dari hal ini,memang benar
kalau dikatakan bahwa “ Yang kaya makin kaya,yang miskin makin miskin”. Adanya
ketidak pedulian terhadap sesama ini dikarenakan adanya kesenjangna yang
terlalu mencolok antara yang “kaya” dan yang “miskin”. Banyak orang kaya yang
memandang rendah kepada golongan bawah,apalagi jika ia miskin dan juga
kotor,jangankan menolong,sekedar melihatpun mereka enggan.
Disaat banyak anak-anak jalanan yang tak punya tempat tinggal dan tidur
dijalanan, namun masih banyak orang yang berleha-leha tidur di hotel berbintang
,banyak orang diluar sana yang kelaparan dan tidak bisa memberi makan untuk
anak-anaknya tapi lebih bnyak pula orang kaya sedang asyik menyantap berbagai
makanan enak yang harganya selangit….. Disaat banyak orang-orang miskin
kedinginan karena pakaian yang tidak layak mereka pakai,namun banyak orang kaya
yang berlebihan membeli pakaian bahkan tak jarang yang memesan baju dari para
designer seharga 250.000 juta,dengan harga sebnyak itu seharusnya sudah dapat
memberi makan orang-orang miskin yang kelaparan.
Pemerintah harusnya lebih memperhatikan masalah yang seperti ini,pembukaan UUD
45 bahkan telah memberi amanat kepada pemerintah untuk memajukan kesejahteraan
umum dan mencerdaskan bangsa,harusnya orang-orang yang berada di pemerintahan
lebih serius untuk memikirkan kepentingan bangsa yang memang sudah menjadi
tanggung jawab mereka,tapi dari kasus-kasus yang sekarang ini tentang para
anggota pemerintahan yang melakukan korupsi dapat menunjukan bahwa tidak sedkit
dari mereka masih memikirkan kepentingannya masing-masing,uang dan biaya yang
seharusnya untuk kemakmuran masyarakat dimakan oleh mereka sendiri.Kalaupun
pada akhirnya mereka mendapatkan hukuman itu bukanlah “hukuman” yang
sebenarnya,banyak dari mereka masih tetap hidup mewah walaupun mereka dalam
kurungan penjara yang seharusny memebuat mereka jera.
Islam mengajarkan agar masing-masing dari kita memiliki kepekaan sosial. Agar
mau memanfaatkan rezeki dari pendapatan,kekayaan,kepintaran dan kemampuannya
untuk kepentingan bersama. Bahkan kita sebagai manusia juga diharuskan untuk
saling tolong menolong kepeda sesamanaya. Namun dalam kenyataanya,semua itu
hanyalah mimpi semu dan kenyataan yang tak pernah menjadi nyata…..Karena sampai
sekarang disekitar kita masih banyak anak-anak terlantar,pengemis,dan kelaparan
yang merajalela. Masih segudang orang miskin yang mengaharapkan bantuan dari
tangan orang yang berhati dermawan,bukan hanya bantuan materil semata tapi juga
keadilan,kemakmura,perlakuan baik dan segudang hak-hak mereka sebagai manusia
dan warga Negara Indonesia yang pantas mereka dapatkan seperti layaknya orang
lain,bukan hanya memandang sebelah mata kepada mereka.Dengan keadaan sosial
masyarakat Indonesia yang makin memprihatinkan,timbul pertanyaan siapakah yang
bertanggung jawab atas kegagalan dalam mensejahterkan bangsa ini?
Menurut Lindley R. Higgis & R. Keith
Mobley, maintenance atau pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang
dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan agar peralatan selalu
memiliki kondisi yang sama dengan keadaan awalnya. Maintenance juga
dilakukan untuk menjaga peralatan tetap berada dalam kondisi yang dapat
diterima oleh penggunanya. (Maintenance Enginering Handbook, Sixth
Edition McGraw-Hill, 2002)
Menurut Sisjono dan Iwan Koswara, Perawatan (maintenance)ialah
suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja (sadar) terhadap suatu
fasilitas dengan menganut suatu sistematika tertentu untuk mencapai
hasil telah ditetapkan (Sisjono dan Iwan Koswara, 2004).
intinya, Maintenance adalah suatu kegiatan yang di lakukan manusia
untuk menjaga atau merawat sebuah benda/perangkat (keras ataupun lunak)
agar dapat terus di gunakan.
Formulir permintaan data (dua rangkap) disiapkan dalam
departemen produksi. Salinan 2 dikirim ke departemen perbaikan dan
pemeliharaan, dan salinan 1 diarsip di departemen produksi.
Dalam departemen perbaikan dan pemeliharaan, salinan kedua
dari permintaan jasa digunakan untuk mengisi formulir order kerja empat
rangkap. Pengisian formulir ini dilakukan secara manual. Salinan 2 dari
permintaan jasa kemudian diarsip di departemen perbaikan dan pemeliharaan.
Salinan 4 dari formulir order kerja dikirim ke departemen produksi sebagai
pemberitahuan bahwa permintaan jasa mereka sedang ditangani. Salinan 3 dari
order kerja diarsip di departemen perbaikan dan pemeliharaan. Karyawan di
departemen perbaikan dan pemeliharaan secara manual mencatat bahan baku dan
bahan habis pakai yang digunakan, serta jam tenaga kerja yang digunakan selam
prosesperbaikan kedalam lembar order
kerja rangkap satu dan dua. Pada saat order telah selesai, salinan 1 diarsip
dalam departemen perbaikan dan pemeliharaan, dan salinan 2 dikirim ke
departemen akuntansi.
Karyawan di bagian akuntansi melengkapi rincian
penghitungan biaya dalam formulir order kerja salinan 2 dan membuat laporan
ringkasan order kerja (tiga rangkap). Salinan 2 order kerja diarsip di bagian
akuntansi. Salinan 1 dari ringkasan order kerja dikirim ke departemen produksi.
Salinan 2 ringkasan order kerja dikirim ke departemen perbaikan dan
pemeliharaan, dan salinan 3 dari ringkasan order kerja diarsip di bagian
akuntansi.
Tugas anda:
Buatlah flowchart analitik untuk menggambarkan
prosedur tersebut.