3
|
10.0
|
-1.0
|
PERT adalah suatu alat manajemen
proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi
bagian-bagian pekerjaan yang ada didalam suatu proyek. PERT yang memiliki
kepanjangan Program Evalution Review Technique adalah suatu metodologi
yang dikembangkan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat pada tahun 1950 untuk
mengatur program misil. Sedangkan terdapat metodologi yang sama pada waktu
bersamaan yang dikembangkan oleh sektor swasta yang dinamakan CPM atau Critical
Path Method.
Metodologi PERT divisualisasikan
dengan suatu grafik atau bagan yang melambangkan ilustrasi dari sebuah proyek.
Diagram jaringan ini terdiri dari beberapa titik (nodes) yang
merepresentasikan kejadian (event) atau suatu titik tempuh (milestone).
Titik-titik tersebut dihubungkan oleh suatu vektor (garis yang memiliki arah)
yang merepresentasikan suatu pekerjaan (task) dalam sebuah proyek. Arah
dari vektor atau garis menunjukan suatu urutan pekerjaan.
Gambar 1 : Diagram PERT
Dari gambar 1 dapat diamati bahwa
setiap arah panah akan menunjukan suatu urutan pengerjaan. Seperti pekerjaan 1
dilakukan terlebih dahulu (start), kemudian bisa dilanjutkan oleh pekerjaan 2,
3, 4, setelah itu pekerjaan 5,6. Titik 7 adalah titik finish dimana pekerjaan
terakhir dilakukan dan merupakan akhir dari sebuah proyek. Selain menunjukkan
suatu urutan pengerjaan diagram PERT juga menunjukan suatu keterikatan antar
pekerjaan yang tidak dapat dipisahkan. Keterikatan itu dapat dilihat dengan
contoh pekerjaan 2, 3, 4 hanya dapat dilakukan jika pekerjaan 1 sudah selesai dilakukan.
Sebuah pekerjaan yang dapat
dilakukan bersamaan dengan pekerjaan lain disebut juga sebagai pekerjaan
pararel (pararel task atau concurrent task). Selain itu terdapat
juga sebuah aktivitas yang diwakili oleh garis putus-putus yang disebut dengan dummy
activities. Dari sebuah diagram PERT dapat digunakan untuk mengetahui suatu
urutan aktivitas kritis atau aktivitas yang harus dilakukan sebagai prioritas
utama (critical path), penjadwalan dengan aktivitas lain, dan
jumlah pekerja yang dibutuhkan.
LANGKAH-LANGKAH DALAM MELAKUKAN
PERENCANAAN DENGAN PERT
Dalam melakukan perencanaan dengan
PERT dibutuhkan beberapa langkah, yaitu:
1. Mengidentifikasi aktivitas (activity)
dan titik tempuhnya (milestone).
Sebuah aktivitas adalah pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek. Titik tempuh (milestone) adalah penanda kejadian pada awal dan akhir satu atau lebih aktivitas. Untuk mengidentifikasi aktivitas dan titik tempuh dapat menggunakan suatu tabel agar lebih mudah dalam memahami dan menambahkan informasi lain seperti urutan dan durasi.
Sebuah aktivitas adalah pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek. Titik tempuh (milestone) adalah penanda kejadian pada awal dan akhir satu atau lebih aktivitas. Untuk mengidentifikasi aktivitas dan titik tempuh dapat menggunakan suatu tabel agar lebih mudah dalam memahami dan menambahkan informasi lain seperti urutan dan durasi.
2. Menetapkan urutan pengerjaan dari
aktivitas-aktivitas yang telah direncanakan.
Langkah ini bisa dilakukan bersamaan dengan identifikasi aktivitas. Dalam menentukan urutan pengerjaan bisa diperlukan analisa yang lebih dalam untuk setiap pekerjaan.
Langkah ini bisa dilakukan bersamaan dengan identifikasi aktivitas. Dalam menentukan urutan pengerjaan bisa diperlukan analisa yang lebih dalam untuk setiap pekerjaan.
3. Membuat suatu diagram jaringan (network
diagram).
Setelah mendapatkan urutan pengerjaan suatu pekerjaan maka suatu diagram dapat dibuat. Diagram akan menunjukan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan berurutan(serial) atau secara bersamaan (pararell). Pada diagram PERT biasanya suatu pekerjaan dilambangkan dengan simbol lingkaran dan titik tempuh dilambangkan dengan simbol panah.
Setelah mendapatkan urutan pengerjaan suatu pekerjaan maka suatu diagram dapat dibuat. Diagram akan menunjukan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan berurutan(serial) atau secara bersamaan (pararell). Pada diagram PERT biasanya suatu pekerjaan dilambangkan dengan simbol lingkaran dan titik tempuh dilambangkan dengan simbol panah.
4. Memperkirakan waktu yang
dibutuhkan untuk setiap aktivitas.
Dalam menentukan waktu dapat
menggunakan satuan unit waktu yang sesuai misal jam, hari, minggu, bulan, dan
tahun.
5. Menetapkan suatu jalur kritis (critical
path).
Suatu jalur kritis bisa didapatkan
dengan menambah waktu suatu aktivitas pada tiap urutan pekerjaan dan menetapkan
jalur terpanjang pada tiap proyek. Biasanya sebuah jalur kritis terdiri dari
pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa ditunda waktu pengerjaannya. Dalam setiap
urutan pekerjaan terdapat suatu penanda waktu yang dapat membantu dalam
menetapkan jalur kritis, yaitu :
- ES – Early Start
- EF – Early Finish
- LS – Latest Start
- LF – Latest Finish
Dengan menggunakan empat komponen
penanda waktu tersebut bisa didapatkan suatu jalur kritis sesuai dengan
diagram.
6. Melakukan pembaharuan diagram
PERT sesuai dengan kemajuan proyek.
Sesuai dengan berjalannya proyek
dalam waktu nyata. Waktu perencanaan sesuai dengan diagram PERT dapat
diperbaiki sesuai dengan waktu nyata. Sebuah diagram PERT mungkin bisa
digunakan untuk merefleksikan situasi baru yang belum pernah diketahui
sebelumnya.
KARAKTERISTIK PERT
Dari langkah-langkah penjelasan
metode PERT maka bisa dilihat suatu karakteristik dasar PERT, yaitu sebuah
jalur kritis. Dengan diketahuinya jalur kritis ini maka suatu proyek dalam
jangka waktu penyelesaian yang lama dapat diminimalisasi.
Ciri-ciri jalur kritis adalah:
- Jalur yang biasanya memakan waktu terpanjang dalam
suatu proses.
- Jalur yang tidak memiliki tenggang waktu antara
selesainya suatu tahap kegiatan dengan mulainya suatu tahap kegiatan
berikutnya.
- Tidak adanya tenggang waktu tersebut yang merupakan
sifat kritis dari jalur kritis.
KARAKTERISTIK PROYEK
- Kegiatannya dibatasi oleh waktu; sifatnya sementara,
diketahui kapan mulai dan berakhirnya.
- Dibatasi oleh biaya.
- Dibatasi oleh kualitas.
- Biasanya tidak berulang-ulang.
MANFAAT PERT
- Mengetahui ketergantungan dan keterhubungan tiap
pekerjaan dalam suatu proyek.
- Dapat mengetahui implikasi dan waktu jika terjadi
keterlambatan suatu pekerjaan.
- Dapat mengetahui kemungkinan untuk mencari jalur
alternatif lain yang lebih baik untuk kelancaran proyek.
- Dapat mengetahui kemungkinan percepatan dari salah satu
atau beberapa jalur kegiatan.
- Dapat mengetahui batas waktu penyelesaian proyek.
0 komentar:
Posting Komentar