Sejarah Cloud Computing
Ide awal cloud computing pada tahun
1960-an saat John McCarthy, pakar komputasi MIT, menyampaikan visi bahwa suatu
hari nanti komputasi akan menjadi infrastruktur publik, seperti halnya listrik
dan telepon. Namun baru di tahun 1995, Larry Ellison, pendiri Oracle,
memunculkan ide “Network Computing” sebagai kampanye untuk menggugat dominasi
Microsoft yang saat itu merajai desktop computing dengan Windows 95-nya.
Larry Ellison menawarkan ide bahwa
sebetulnya user tidak memerlukan berbagai software, mulai dari Sistem Operasi
dan berbagai sortware lain, dijejalkan ke dalam PC Desktop mereka. PC Desktop
bisa digantikan oleh sebuah terminal yang langsung terhubung dengan sebuah server
yang menyediakan environment yang berisi berbagai kebutuhan software yang siap
diakses oleh pengguna.
Konsep Cloud Computing
Prinsip Cloud Computing
- Internet dapat dianggap seperti awan besar yang berisi
komputer-komputer yang saling terhubung.
- Cloud Computing adalah gabungan dari pemanfaatan
teknologi komputasi dan pengembangan berbasis internet. Cloud computing
merupakan sebuah metode komputasi dimana kemampuan TI disediakan sebagai
layanan berbasis internet.
Tingkat layanan Cloud Computing
- Infrastructure as a service – meliputi Grid untuk
virtualized server, storage & network.
- Platform as a service – memfokuskan pada aplikasi
dimana dalam hal ini seorang developer tidak perlu memikirkan hardware dan
tetap fokus pada pembuatan aplikasi tanpa harus mengkhawatirkan sistem
operasi, skala infrastruktur, load balancing, dan sebagainya.
- Software as a service – memfokuskan pada aplikasi
dengan web-based interface yang diakses melalui web service dan web 2.0.
4 Faktor Penting penentu Kesuksesan
Implementasi Cloud Computing
- Security, Bila aplikasi ada di server milik vendor dan
perusahaan mengaksesnya lewat internet, berati semua orang juga bisa
mengakses aplikasi tersebut, hacker akan lebih mudah menembus celah
keamanan aplikasi yang bersifat global seperti itu.
- Performance, Cloud computing berarti sumber daya
diletakkan jauh dari user bila dibandingkan dengan sistem sentralisasi
tradisional. Hal tersebut dapat mengganggu performance-nya.
- Governance Compliance, Cloud computing belum sepenuhnya
didukung peraturan. Misalnya untuk hal yang kritikal seperti perbankan.
Bank wajib memiliki servernya sendiri dan diletakkan di area milik bank
tersebut.
- Financial, Ini adalah variable cost vs fixed cost.
Untuk jangka panjang, lebih murah memiliki sendiri (bayar sekali di muka)
daripada membayar sewa secara berkelanjutan.
Kriteria Cloud Computing
Lima kriteria yang harus dipenuhi
oleh sebuah sistem untuk bisa dimasukkan dalam keluarga Cloud Computing, yaitu:
- Swalayan (on Demand Self Service), Seorang pelanggan
dimungkinkan untuk secara langsung “memesan” sumber daya yang dibutuhkan,
seperti processor time dan kapasitas penyimpanan melalui control panel
elektronis yang disediakan. Jadi tidak perlu berinteraksi dengan personil
customer service jika perlu menambah atau mengurangi sumber daya komputasi
yang diperlukan.
- Akses Pita Lebar (Broadband Network Access), Layanan
yang tersedia terhubung melalui jaringan pita lebar, terutama untuk dapat
diakses secara memadai melalui jaringan internet, baik menggunakan thin
client, thick client, ataupun media lain seperti smartphone.
- Sumber daya Terkelompok (Resource Pooling), Penyedia
layanan cloud, memberikan layanan melalui sumber daya yang dikelompokkan
di satu atau berbagai lokasi date center yang terdirii dari sejumlah
server dengan mekanisme multi-tenant. Mekanisme multi-tenant ini
memungkinkan sejumlah sumberdaya komputasi tersebut digunakan secara
bersama-sama oleh sejumlah user, dimana sumber daya tersebut baik yang
berbentuk fisik maupun virtual, dapat dialokasikan secara dinamis untuk
kebutuhan pengguna/pelanggan sesuai permintaan. Dengan demikian, pelanggan
tidak perlu tahu bagaimana dan darimana permintaan akan sumber daya
komputasinya dipenuhi oleh penyedia layanan. Yang penting, setiap
permintaan dapat dipenuhi. Sumber daya komputasi ini meliputi media
penyimpanan, memory, processor, pita jaringan, dan mesin virtual.
- Elastis (Rapid Elasticity), Kapasitas komputasi yang
disediakan dapat secara elastis dan cepat disediakan, baik itu dalam
bentuk penambahan ataupun pengurangan kapasitas yang diperlukan. Untuk
pelanggan sendiri, dengan kemampuan ini seolah-olah kapasitas yang
tersedia tak terbatas besarnya, dan dapat “dibeli” kapan saja dengan jumlah
berapa saja.
- Layanan yang Terukur (Measured Service), Sumber daya
cloud yang tersedia harus dapat diatur dan dioptimasi penggunaannya,
dengan suatu sistem pengukuran yang dapat mengukur penggunaan dari setiap
sumberdaya komputasi yang digunakan (penyimpanan, memory, processor, lebar
pita, aktivitas user, dsb). Dengan demikian, jumlah sumberdaya yang
digunakan dapat secara transparan diukur yang akan menjadi dasar bagi user
untuk membayar biaya penggunaan layanan.
Tipe Penerapan Layanan Cloud
Computing
- Private Cloud, Infrastruktur cloud dioperasikan hanya
untuk sebuah organisasi tertentu. Infrastruktur cloud itu bisa saja
dikelola oleh si organisasi tersebut atau oleh pihak ketiga. Lokasinya pun
bisa on-site ataupun off-site. Biasanya organisasi dengan skala besar saja
yang mampu memiliki/mengelola private cloud ini.
- Community Cloud, Merupakan pengembangan terbatas dari
private cloud. Dalam model ini, sebuah infrastruktur cloud digunakan
bersama-sama oleh beberapa organisasi yang memiliki kesamaan kepentingan,
misalnya dari sisi misinya, atau tingkat keamanan yang dibutuhkan, dsb.
Infrastruktur cloud yang ada bisa di-manage oleh salah satu dari
organisasi tersebut ataupun juga oleh pihak ketiga.
- Public Cloud, Jenis cloud ini diperuntukkan untuk umum
oleh penyedia layanannya.
- Hybrid Cloud, Infrastruktur cloud yang tersedia
merupakan komposisi dari dua atau lebih infrastruktur cloud (private,
community, atau public), dimana meskipun secara entitas mereka tetap
berdiri sendiri-sendiri, tapi dihubungkan oleh suatu teknologi/mekanisme
yang memungkinkan portabiitas data dan aplikasi antar cloud itu.
Keunggulan Cloud Computing
- Sangat cepat di-deploy (instant implementation)
- Biaya start-up teknologi ini akan sangat murah atau
tidak ada sama sekali.
- Service ini dapat dengan mudah di upgrade atau
downgrade dengan cepat.
- Service ini akan menggunakan metode multi-tenant
(banyak customer dalam satu platform).
- Teknologi cloud computing ini memiliki banyak
keuntungan, yaitu hemat listrik, hemat peralatan, piranti lunak yang
lengkap, dan sistem operasional yang tersedia secara online.
- Tujuan utama dari cloud computing ditujukan bagi
perusahaan. Karena dalam suatu perusahaan biasanya setiap tahunnya selalu
dipusingkan oleh pengeluaran yang besar untuk membeli piranti keras dan
lunak. Jika cukup hanya dengan membeli satu terminal, bukan saja lebih
murah, tetapi juga perlengkapan yang simpel dan lebih tahan lama.
Kelemahan Cloud Computing
- Komputer akan macet dan tidak bisa digunakan sama
sekali bila internet bermasalah atau kelebihan beban, selain itu kemanan
data penting/data rahasia kurang terjamin, karena kita meminjam storage
pihak ketiga.
- Service level – Cloud provider mungkin tidak akan
konsisten dengan performance dari aplikasi atau transaksi.
- Privacy – Karena orang lain yang melakukan hosting,
maka kemungkinan data akan keluar atau di baca oleh orang lain tanpa
sepengetahuan atau persetujuan dari kita.
- Data ownership – kepemilikan data yang diberikan akan
menjadi milih bersama di dunia maya.
Layanan cloud dijual berdasarkan
permintaan, yang biasanya per menit atau per jam dan bersifat elastis, user
boleh memiliki berapapun layanan yang diinginkan sesuai waktu yang diberikan,
dan layanan ini dikelola penuh oleh provider (pelanggan hanya perlu komputer
dan akses internet). Inovasi-inovasi yang signifikan dalam hal virtualisasi dan
distributed computing, termasuk juga peningkatan akses ke internet berkecepatan
tinggi dan perbaikan ekonomi, telah mingkatkan ketertarikan orang kepada cloud
computing.
*dari berbagai sumber, hanya
ringkasan dari tulisan orang lain, bukan hasil pemikiran sendiri*
0 komentar:
Posting Komentar